Wednesday, January 18, 2012

Unagi no kabayaki


Seumur-umur baru sekali ini saya menyentuh belut. Selama di Jakarta pun, hewan ini tak pernah saya sentuh. Kalau dikonsumsi ya hanya bentuk kripiknya saja saya suka. Selain itu, no way.. Hhmm.. kali ini karena demi suami (halah..halah..) akhirnya sentuh-menyentuh belut pun saya lakukan. Ini bermula saat kami belanja ikan di tempat biasa di Köln. Ternyata hari itu sedang ada stok belut (Aal). Belutnya pun bukan belut laut sebesar 'gaban' yang sudah biasa mereka jual, tetapi belut sungai yang kecil2, seperti yang biasa dipakai untuk lomba 17an di Indonesia.
Begitu melihat belut itu, suami saya langsung girang. Belut ini memang yang dia cari2 selama ini. DIa sudah penasaran ingin makan belut panggang ala Jepang (Unagi no kabayaki). Akhirnya sekilo belut pun berpindah tangan ke dalam kantong plastik. Tadinya kami ingin membeli yang masih hidup dalam kolam, tapi karena yang dalam kotak pun berasal dari kolam, akhirnya kami mengambil yang dari kotak. 
Sebelum membeli, suami sempat bertanya pada saya, apakah saya bisa mengolahnya? dengan pedenya sy jawab, 'tenang, bisa dicari tau di internet'.
Sesampai di rumah, browsing mencari cara membersihkan belut, ternyata caranya dengan digosok memakan abu gosok. Oalah..di mana di Jerman mencari abu gosok, apalagi tukang jualnya? ya sudah, lupakan abu gosok. Lanjut browsing lagi, ternyata ada video cara membersihkan belut dengan cara direbus sebentar di air panas, lalu dicelup ke air dingin. seperti memblanchir sayuran. Ah...ribet ah.. 
Akhirnya yang saya lakukan adalah melumuri belut dengan parutan ketimun (supaya tidak amis) yang didiamkan beberapa saat, lalu dilumuri dengan terigu. selama 1 jam saya diamkan, lalu dibilas. Ternyata belut masih licin juga. Akhirnya dengan bantuan pisau dan serbet, lendir belut saya bersihkan satu per satu.



Kesulitan ternyata tidak berhenti sampai di situ. Untuk membuat unagi no kabayaki, setelah lendir dibersihkan, belut harus dibuat berbentuk fillet dan tulangnya harus dibuang. untuk proses ini, saya menyerah. saya panggil suami dan meminta dia melanjutkannya. 
Alhamdulillah, ternyata bisa juga meskipun tidak sempurna. Setelah belut berbentuk fillet, lalu ditusuk di tusuk sate, diberi Unagi no tare (saus panggangannya), belut pun siap dipanggang.
Berhubung stok Unagi no tare kami sedang habis, terpaksa mengoplos sendiri dengan bahan2 yang ada di rumah. Resep saus saya ambil dari sini.
1 cup dashi --> sy pakai dashi bubuk untuk sup miso yang dilarutkan di air matang
1/2 cup mirin --> sy ganti air lemon + gula pasir
1/2 cup shoyu (Japanese soy) --> sy pakai light soy sauce
1/4 cup gula --> sy pakai kecap manis





 


2 comments:

  1. membersihkan lendir belut, pakai garam dan jeruk nipis saja. Sederhana kok.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...