Bawang Goreng

"Bawang goreng aja, kok ngapain harus bikin sendiri". Mungkin itu yang terlintas di pikiran saya saat masih tinggal Indonesia, bila kebetulan membaca resep cara membuat bawang goreng. Yah.. memang pernyataan 'You Don't Know What You've Got Until It's Gone' benar adanya. Keragaman kuliner di tanah air dan kemudahan untuk mendapatkannya, tanpa perlu

bisa masak, membuat saya dulu terlena dan malas masuk dapur.

Tahina atau Tahini

Tahina atau Tahini adalah bumbu berupa pasta yang terbuat dari biji wijen yang disangrai, kemudian dihaluskan, kadang disertai campuran minyak zaitun dan bawang putih. Bumbu ini biasanya digunakan untuk masakan negara Arab maupun beberapa negara Asia. Penampakan dan konsistensinya seperti selai kacang (versi creamy), hanya saja rasanya agak pahit dan bau wijennya tajam. Saya tidak tahu apakah Tahina ini sama dengan bumbu yang digunakan untuk membuat

Harissa

Harissa adalah bumbu khas masakan Afrika Utara (daerah Maghreb), seperti Tunisia, Algeria dan Maroko. Bumbu ini terdiri dari cabe, jinten, biji ketumbar,bawang putih, garam dan minyak zaitun. Rasanya pedas dan menurut saya agak asam.

Penyedap rasa alias vetsin alias Mono sodium glutamat alami

Resep ini didapat dari acara Schau Dich Schlau (RTL2) episode 140. Bahan2 saya keringkan bukan dengan Backofen, tapi dengan Dörrautomat. Ternyata sulit menghaluskan bahan-bahan yang sudah kering dengan foodprocessor. Akhirnya, bahan yang berhasil halus hanya 2/3 resep.

Bumbu pecel

Bumbu pecel ini dibuat saat saya belum tahu bahwa ternyata di Jerman pun bumbu pecel merk Karangsari dijual :).
Resep ini cukup untuk 2 kg bumbu pecel dan bisa disimpan di freezer sebagai persediaan.

Bumbu dasar

Bumbu dasar ini sebagai jalan keluar atas kemalasan saya mengiris bawang merah dan putih setiap akan memasak. Lumayan juga untuk menghemat waktu masak. Biasanya bumbu dasar saya buat saat akhir pekan, sebagai persiapan masak di hari kerja..