Awalnya kepincut dengan angebot di Tchibo yang menawarkan Schongarer alias slow cooker.Di Indonesia sebenarnya penggunaan alat ini tidak asing lagi *hiks, tp sy baru tau, tuh. iyalah, baru bisa masaknya sekarang*. Biasanya dipakai untuk membuat makanan balita. Cari info sana-sini, akhirnya diketahui bahwa prinsip kerja Schongarer ini adalah memasak dengan suhu rendah (75-90 derajat C). *Cring*..Hhmm..bukankah masakan Indonesia umumnya dimasak dengan api kecil? Alat ini pun berdaya kecil (kapasitas 3,5 L berdaya 170 Watt saja). Bandingkan bila harus memasak api kecil di kompor listrik yang dayanya 1200-2300 Watt. Lgs sy buka website Amazon dan ternyata memang resensinya bagus. Harganya pun lebih murah beberapa Euro daripada di Tchibo. Akhirnya setelah berkonsultasi dengan suami, memperhitungkan biaya listrik dan menghitung seberapa sering saya masak dengan cara diungkep dan menggunakan api kecil, akhirnya diputuskan untuk membeli alat ini.
Masakan yang terpikir untuk dimasak pertama kali dengan alat ini adalah RENDANG. Kalau rendang bisa ditaklukan dengan alat ini, baru saya puas. Selama ini kalau membuat rendang saya dibantu dengan panci tekan. Jadi daging sy lunakkan dengan panci tekan, setelah itu baru dipindah ke wok, diberi santan dan diaduk-aduk sampai santannya surut. Tapi ya tetap saja saya paling tidak tahan dengan proses itu. Mengaduk-aduk depan kompor. Sudahlah lama, pegal, nginget2 boros listriknya itu, lho.
Ternyata keinginan membuat rendang harus ditunda karena sy belum punya dagingnya. Akhirnya percobaan pertama membuat kaldu sapi dengan alat ini. Mengingat alat ini tidak mungkin untuk mendidihkan air, jadi airnya sy didihkan dulu kemudian sy pindahkan ke wadah keramiknya. Baru kemudian tulang dan bumbu lainnya dimasukkan, dimasak dg mode High, lalu ditinggal deh 3 jam. Hasilnya cukup memuaskan.
Penggunaan alat ini untuk rendang nanti menyusul di bagian resep rendang, ya..
No comments:
Post a Comment