Thursday, November 16, 2017

Membangun Oven Pizza





Kali ini saya akan menceritakan tentang projek suami yang masih berhubungan dengan kuliner tentunya, yaitu membuat oven pizza kayu bakar atau steinoven atau oven batu. Seperti sudah pernah diceritakan di postingan tentang pizza, keluarga kami memang penggemar pizza ala Italia yang tipis dan kriuk itu. Aroma keju meleleh, salami panggang yang bercampur dengan aroma kayu bakar , hhhmm.... memang menggugah selera. Setiap kami berkunjung ke Tuscolo, restoran pizza favorit kami di Bonn, tak pernah bosan kami memandangi koki yang bolak balik mengeluarkan pizza dari dalam oven pizza berbahan bakar kayu. 


Keinginan untuk memiliki oven itu muncul saat kami merancang rumah yang akan kami tinggali nanti. Saat masih di Jerman, kami sering membicarakan seperti apa rumah yang akan kami tempati nantinya di Indonesia. Beberapa kriteria rumah idaman telah kami miliki, diantaranya berhalaman depan dan belakang, dapurnya luas, memiliki void. Untuk halaman, selain sebagai tempat bertanam dan bermain anak, harus juga memiliki area untuk suami menyalurkan hobinya grillen (barbeque).
Alhamdulillah, meski perlahan-lahan, keinginan tersebut dapat kami wujudkan. 
Namuun berhubung halaman depan dan belakang rumah kami tidak terlalu luas, maka oven pizza ini kami bangun di taman lantai atas. 

Proses pembuatannya cukup lama. Dari mulai merancang, mencari bahan dan mengerjakan. Setelah selesai pun, ternyata timbul masalah baru, yaitu dimana kami harus mencari kayu bakar untuk bahan bakunya?
Ohiya, sebelumnya kami tidak berniat untuk membangun sendiri melainkan akan memakai jasa pembuat oven batu. Namun sayang, setelah kami berhasil menghubungi dan mendapatkan penawaran, ternyata harganya tidak masuk akal alias terlalu mahal. Mungkin kalau oven tersebut akan dipakai untuk bisnis, maka itu menjadi sepadan. Setelah mencari rancangan gambarnya, mempelajari dan menghitung bahan-bahan yang diperlukan, lalu mempelajari proses pengerjaannya, maka suami saya memutuskan akan membangun oven itu sendiri saja. Untuk bahannya, seperti bata tahan api, peredam panas, dll suami saya membeli langsung di daerah Bandengan. Dengan dibantu seorang tukang, dimulailah pengerjaanya. 





Awalnya dibangun bagian bawah berbentuk kotak. Ternyata selain sebagai tempat penyimpanan kayu bakar, suami berniat untuk menjadikannya sebagai tempat pengasapan. Entah darimana ide itu dia dapat. Setelah dipasang tumpukan bata tahan api sebagai base, selanjutnya, bagian pintu masuk berbentuk lengkung dibuat. Pengerjaan bagian ini merupakan yang tersulit karena ukurannya harus benar-benar tepat dan akan mempengaruhi bentuk pintu yang terbuat dari besi. Awalnya oven ini tidak akan menggunakan pintu. namun mengingat oven ini berada di luar rumah, kami khawatir oven ini malah berganti fungsi menjadi rumah kucing atau tikus. 




Bagian dalam oven sebenarnya berbentuk kubah seperti Iglo rumah eskimo. Namun agar tidak langsung kena air hujan, maka kubah tersebut kami tutup lagi dengan atap. Selama menunggu kubah kering, bagian dalam oven dimasukkan tanah  merah.



Setelah beberapa hari, tanah harus dikeluarkan lagi. Ini bagian yang paling tidak menyenangkan, terutama saat berusaha membersihkan tanah di bagian paling dalam. Karena sulit dijangkau, sebagian badan saya terpaksa harus masuk ke dalam oven.



Woooow..rasanya panas dan pengap. Apalagi jika nanti saat ada kayu bakar menyala di dalamnya. Tak heran jika oven jenis ini mampu menghasilkan suhu >250 derajat Celcius dan bisa mematangkan  pizza dalam waktu sekitar 7 menit saja. 



Sebagai percobaan pertama, tentu saja pizza yang kami panggang di dalamnya. Dengan bantuan wajan baja (cast iron) sebagai loyangnya, benar saja, pizza dalam waktu singkat bisa matang dan ada aroma kayu. Pas seperti idaman kami. Kekurangannya hanya satu, yaitu oven ini sayang jika hanya dipakai untuk memanggang  makanan dalam jumlah kecil. Boros kayu bakarnya. Belum lagi bau asapnya yang menempel tak hanya di makanan, tapi juga di badan kita. Jadi memang tidak boleh tanggung-tanggung. 



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...