Tuesday, November 14, 2017

Klapertaart wilton


Selama hampir 8 tahun di Jerman, terhitung hanya 2 kali saya makan kelapa muda. Awalnya saat saya sedang hamil anak pertama, sekitar tahun 2007, saya membeli kelapa muda di toko Asia. Bayangan saya atas nikmatnya kelapa muda asli ala Indonesia jadi rusak gara-gara kelapa Thailand ini. Rasa kelapanya sama sekali tidak enak. Wajar juga sih, kelapa yang saya beli itu sudah dalam keadaan dikupas kulit hijaunya, lalu dibungkus plastik wrap dan disimpan di kulkas. Pengemasan seperti itu dan perjalanan jauh dari Thailand,  pasti sudah merubah rasa asli kelapanya. Tapi kok tetap dibeli? yaah, namanya juga keinginan orang hamil.


Yang kedua kali saya beli kelapa muda itu saat Sommer 2013, saat sedang hamil anak kedua. Kebetulan Rewe yang berlokasi di Altstadt sedang menjual buah ini. Kelapa muda asli, bulat, hijau. Waaah, langsung mata saya berbinar-binar melihatnya. Saya lupa negara asal buah ini. Yang pasti harganya 2.99 Euro sebuah, nyaris 45 ribu rupiah "saja". Berhubung ini adalah buah langka, langsung saya bawa pulang 4 buah. Saya tidak peduli apakah nanti bisa dikupas atau tidak. Lah di rumah kami tak ada golok. Tapi saya yakin alat-alat pertukangan suami saya pasti bisa digunakan. :)

Sesampai di rumah, reaksi pertama suami adalah "hah? itu mau dibuka apa? Mana belinya banyak pula." Dulu saat mengupas kelapa muda kupasan dari toko Asia, saya hanya menggunakan pisau dapur, lalu batoknya diketok menggunakan palu. Memang kelapanya bisa dibuka, tapi dapur saya jadi kotor penuh serpihan-serpihan batok kelapa. Kejadian itu terulang lagi saat mengupas kelapa yang baru saya beli. Namun kali ini sedikit lebih pintar karena pisau dapur yang digunakan sejenis pisau dapur cina besar yang bentuknya persegi panjang. Daaan perjuangan tidak sia-sia. Kelapa muda kali ini persis sama dengan yang di Indonesia. 

Kembali ke Jakarta, saya berhasil menemukan penjual kelapa langganan di sekitar Pasar Minggu. Hampir tiap minggu saya beli dan siap stok di freezer. Tukang kelapa ini pun tahu mana kelapa untuk minum dan mana untuk kue. Akhirnya saya coba beli kelapa untuk kue. Kelapa untuk kue setelah dikupas dan dikerok besar-besar, airnya akan dipisah dari dagingnya. 

Resep klappertaart yang saya gunakan adalah resep dari NCC. Sebelum dibuat, daging kelapa saya rendam di air panas, lalu ditiriskan.

Bahan:
1000 ml susu
250g gula kastor
50g terigu
50g custard
50g maizena
150g mentega
6 butir kuning telur
2 butir kelapa muda
100g kenari panggang cincang
kayu manis bubuk
kismis
vanila

Topping:
6 putih telur
4 sdm gula kastor
2 sdm tepung terigu
kismis direndam air hangat, ciprati dengan vanila
kayu manis bubuk

Cara:
A. Lapisan pertama:
1. panaskan 800ml susu dan gula kastor
2. larutkan terigu, custard dan maizena dengan 200ml susu. pastikan semuanya larut, tidak menggerindil
3. masukkan campuran tepung dan susu ke dalam susu panas. aduk terus sampai mengental dan meletup-letup
4. angkat dari api, masukkan mentega, aduk rata
5. masukkan kenari dan kayu manis bubuk dan vanilla
6. masukkan kuning telur satu persatu
7. masukkan kerukan daging kelapa muda, aduk rata
8. masukkan adonan ke dalam cup sampai ¾ tinggi. Panggang dengan cara ditim (au bain marie) selama 15 menit dengan suhu 160° sampai ½ matang.


B. Topping
1. kocok putih telur dengan mixer, gula dimasukkan sedikit sedikit sampai kaku
2. masukkan tepung terigu, aduk rata dengan spatula
3. semprotkan topping keatas adonan ½ matang sampai cukup tinggi, taburi dengan kismis dan kayu manis bubuk (harus cepat karena oven tetap menyala saat topping ditambahkan)
4. panggang lagi sampai topping berwarna kekuningan.




 




No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...