Sunday, December 29, 2013

Weihnachtsmarkt (Pasar Natal)


Seperti tahun-tahun lalu setiap sekitar tanggal 20an bulan November, pasar Natal (Weihnachtsmarkt) yang bertempat di Zentrum (pusat kota) tempat saya tinggal pun dimulai. Kemeriahan pasar ini akan dimulai sejak siang sampai malam dan berlangsung selama sebulan  (sampai tanggal 23 Desember). 

Hiruk pikuk pasar Natal ini tidak hanya ditemukan di kota kami, melainkan juga di kota-kota lain di Jerman maupun Eropa. Berbagai kios maupun atraksi permainan dapat ditemukan di sini. Dari mulai kios aneka barang kerajinan, seperti sapu, sabun, rajutan, mainan kayu, madu dan produk turunannya; kios penjual makanan dan minuman khas Natal, seperti Glühwein, Lebkuchen (Gingerbread), Stollen.  Ada pula kios jajanan seperti churros, crepe, poffertjes, Reibekuchen, dll. Tak ketinggalan atraksi permainan untuk anak,  seperti kincir angin dan roller coaster kecil pun melengkapi pasar natal.  


Dari keseluruhan kios tersebut, hanya 2 yang tak pernah absen kami datangi setiap tahunnya, yaitu kios Reibekuchen dan Champignonpfanne. Reibekuchen merupakan sejenis gorengan yang terbuat dari irisan kentang. Yah, bolehlah disamakan dengan bala-bala, tapi terbuat dari kentang. Makanan ini paling disukai suami saya, bahkan dia pun telah memiliki kedai Reibekuchen favorit, yang letaknya memang dari tahun ke tahun tak pernah berubah. Dengan harga jual 3,5€ (isi 3 buah), antrian di kedai ini nyaris tak pernah pendek. Apalagi di malam hari. Reibekuchen biasanya ditawarkan dengan pelengkap Apfelmuß (sejenis puree apel). Berhubung orang Indonesia  terbiasa makan gorengan dengan cabe rawit atau cabe botol, maka kami pun tak pernah meminta pelengkap tersebut.


  

Selain Reibekuchen, jajanan favorit kami lainnya adalah Champignonpfanne (sejenis tumis jamur) yang dilengkapi dengan saus  bawang (Knoblauchsoße) atau saus bumbu (Kräutersoße) dan seiris roti baguette. Harga makanan ini menurut saya cukup mahal, jika dibandingkan dengan porsinya yang mini, yaitu 4€. Apalagi jika harus membeli 2 porsi karena seporsi pasti tak akan cukup jika harus dimakan berdua dengan putri saya.


Tak mau kalah dengan suami, saya pun telah memiliki kedai Champignonpfanne favorit yang berlokasi di tengah-tengah Weihnachtsmarkt. Saking sukanya saya dengan makanan ini, saya pun mencari resepnya melalui internet. Setelah 3 kali percobaan, saya pun telah menemukan komposisi yang tepat untuk lidah saya. Akhirnya, dengan biaya yang sama, saya bisa menikmati sewajan Champignonpfanne sampai puas. :)    




No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...