Thursday, October 13, 2011

Bebek Peking



Yuhuuu...akhirnya kesampaian juga bikin bebek peking, setelah kemarin2 selalu terganjal masalah kehalalan bebeknya. NIat bikin bebek peking ini sebenarnya sudah lamaaaaaa sekali. Itu pun gara2 ditantang oleh suami. Nah, karena ingin membuktikan bahwa apa pun kalau diniatkan, Insya Allah bisa, maka saya mulai wara-wiri mencari bebek yang halal.
Hhmm.. ternyata susah ya. Jangankan yang fresh, yang frozen saja susah. Bebek yang gampang didapat di toko Asia, ternyata tak ada satu pun yang halal. Di toko Turki yang menjual daging2 halal,  bebek tidak dijual, yang ada hanya kalkun, itu pun yang utuh biasanya hanya ada di bulan Desember.
Setelah browsing sana-sini, diketahuilah bahwa ternyata Wiesen**f memiliki beberapa produk unggas halal. Ini bisa dilihat dari kode produksinya, sehingga meskipun tidak ada label halalnya (seperti di beberapa produk mereka), namun berdasarkan kode produksi tersebut, produknya sudah termasuk halal. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di sini.






Nah, saat belanja ke Real pekan lalu, ternyata ada bebek (Junge Ente) produk perusahaan itu. Saya yang memang berbekal catatan kode2 halal tersebut di dompet, langsung mencocokannya. Ternyata Junge Entenya halal. Yipiii... langsung deh bebeknya dibeli. Perkara nanti bisa masaknya atau tidak, urusan nanti :)). 
Kebetulan lagi nih, pas ketemu bebek, pas di milis sedang ada event Chinese Food Week. Cucoklah buat jadi setoran. 
Karena pembuatannya yang relatif ruwet plus ribet, di Cina bebek peking hanya disajikan pada acara istimewa. Proses tersebut juga yang nantinya menentukan kesempurnaan bebek peking. Kriterianya adalah kulitnya renyah, namun rasa harus tetap rasa bebek (ya iyalah) yang tidak mengandung rasa manis atau bau kayu rempah.
Resep saya ambil dari 3 tempat, yaitu website Luv-a Duck , blog Wholesome Cook dan buku
China Kulinarisch entdecken yang waktu itu saya beli gara2 sedang obral. :)

Ala Dapur Jujun
Bahan:
1 bebek (1,8 kg)
3300ml water
5 sdm madu atau maltosa--> sy pakai maltosa
4 cm jahe
3 sdm soy sauce
100ml rice wine vinegar (Reiswein essig)
1 bunga lawang --> sy pakai yg bubuk (1 sdm)
1 daun bawang
2 siung bawang putih
2 sdm bumbu ngo hiong (Fünfgewürzmischung)

Pelengkap:
-daun bawang, iris 3-4cm
-ketimun, iris batang 3-4 cm
-hoisin sauce
-Pancake
 
Bahan pancake(untuk 24-30 buah)
  450g Tepung terigu, ayak
  300ml Air panas
  1 sdm Minyak goreng
  Minyak wijen

Cara pancake:
1.  campur terigu dan air panas. Aduk hingga rata. Beri minyak goreng, aduk sampai kalis. Tutup dengan kain lembab selama 30 menit.
2.  di atas meja bertabur terigu, aduk adonan sampai licin selama 8-10 menit. Bagi adonan menjadi 3 bagian. Masing2 nanti dibagi menjadi 8-10 bagian.
3.  Bulat2kan tiap bagian, lalu pipihkan menjadi diameter 15 cm. Ambil selembar adonan pipih, oleskan minyak wijen di atasnya, lalu tumpuk dengan adonan pipih kedua (dua lembar dijadikan 1 tumpuk, dengan posisi bagian tengah yang beroles minyak wijen)
4.   panggang kedua sisi pancake tersebut di atas wajan atau wok (tanpa minyak) sampai berbercak coklat. Angkat. Lipat pancake tersebut, dengan sisi gosong di bagian tengah. Tutup dengan kain lembab
5.   sebelum disajikan, kukus dulu selama 10 menit.

Alat lain:
Cantelan penggantung daging
Pompa sepeda

Cara bebek peking:
1. Pisahkan kulit dari dagingnya.
Ini dilakukan dengan memasukan udara ke bawah kulit bebek dengan bantuan pompa sepeda. Selipkan ventil pompa sepeda di kulit leher (antara kulit dan daging), lalu pompa sampai kulit terangkat.
Seharusnya yang melakukan proses ini suami saya. Namun berhubung dia sedang tidur, akhirnya saya lakukan manual dengan sumpit dan tangan. Prosesnya sukses gagal karena kulit bebek robek di sana-sini. Hasil akhir setelah dipanggang, kulit memang kering, namun daging agak kering karena lemaknya luruh saat dipanggang.

2. Marinade:
1.   Campur air, maltosa, jahe, soy sauce dan rice wine vinegar dalam panci besar. Didihkan. Angkat.
2.   Masukkan bebek ke dalamnya. Celupkan, lalu siram2kan campuran air tersebut ke badan bebek selama 20 detik. 



3. Penggantungan: Gantung bebek di lehernya dengan cantelan daging di depan kipas angin selama 2-3 jam atau 8 jam di tempat kering dan bersirkulasi baik.

4. Pemanggangan: Panaskan oven 190C. Masukkan bumbu ngo hiong, bunga lawang bubuk, daun bawang dan bawang putih (bumbu saya ulek jadi satu) di rongga perut bebek dan dioleskan juga di bagian luarnya. Letakkan di rak kawat, alasi di bawahnya dengan loyang untuk menampung tetesan lemaknya. Sesekali siramkan cairan marinade selama memanggang.  Panggang selama 1 jam atau sampai kulitnya terlihat krispi (patokan lama memanggang 1 jam per 1kg daging).


Penyajian:
1.    Siapkan selembar pancake.
2.    Letakkan irisan daging bebek bersama ketimun dan daun bawang di tengahnya. Beri sedikit hoisin sauce. Gulung pancake, bebek peking siap dinikmati :)



3 comments:

  1. haturnuhun pisan teh Reni, hehe.. tadi aa bilang, wah bisa berpartisipasi karena salah satu alatnya adalah pompa sepeda :D. kalau dinikmati pake nasi tetep bisa kan ya teh...

    ReplyDelete
  2. mbak Reni, ditunggu aksinya lagi ya kalo udah pulih lagi cape-nya hehe

    ReplyDelete
  3. Hallo Sis...mau Tanya nih...gimana caranya bs mendapatkan bebek dgn leher dan kepala yg msh utuh biar bs digantung ? belinya di mana ? soalnya klo udah digorok lehernya kan gak bs digantung lagi donk ya...mohon infonya. Trims

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...